Masih ingat cerita Si Adun, yang saya ceritakan dalam tulisan saya Belajar Nilai Tempat. Saat ini saya sajikan contoh KBM-nya. Mudah-mudahan membantu. Dan jika ada yang mau memberi masukan, silakan komen. Adun di sini berganti nama jadi Murad, biar agak nyambung dengan dunia anak saat ini.
Tujuan:
mengenalkan anak pada sistem hitung ‘desimal’, sepuluhan. Anak belum diajak untuk menggunakan bilangan dulu. Skenario ini untuk siswa kelas 1, dengan pendekatan tematik. Skenario ini hanya penggalan dari rangkaian KBM Tematik, sehari.
Minta anak untuk berkumpul. Bisa dengan duduk lesehan. Guru bercerita tentang Murad yang memiliki gembalaan yaitu domba. Pada jaman dahulu belum ada angka, orang hanya menghitung sampai dua atau tiga.
Murad memiliki banyak domba. Bagaimana cara menghitungnya ya?
Perlihatkan gambar domba sejumlah 15. Ini anak-anak dombanya ada yang bisa menghitung berapa jumlah domba yang Murad miliki? Beri waktu bagi anak untuk menjawabnya.
Pada jaman Murad ini, ia belum belajar cara menghitung. Tapi kalau tidak dihitung, ia tidak tahu apakah domba yang digembalakannya kembali ke kandang dengan jumlah yang lengkap. Tidak ada yang hilang.
Murad punya akal. Ia menggunakan jarinya.
Satu jari untuk satu domba. Dia hitung dengan menggunakan jarinya. JABN Tunjukkan kepada anak dengan mempraktekkannya. Sudah semua jari terangkat NN Murad bingung gak ada jari lagi yang akan mewakili dombanya, padahal dombanya masih ada.
Aha! Kenapa tidak menggunakan kerikil untuk menggantikan sepuluh jarinya yang telah diangkat. Satu kerikil berarti 10 jari atau 10 domba. Pelan-pelan tunjukkan kepada anak sampai anak mengerti maksudnya.
Nah karena 10 jarinya telah diganti dengan satu kerikil, maka Murad dapat menghitung lagi dombanya mulai dari satu lagi. Sekarang dombanya telah habis dan jari yang terangkat ada 5 N.
Berarti ada satu kerikil dan lima jari. Satu kerikil sama dengan 10 domba, berarti dombanya ada 15.
Tunjukkan gambar domba dengan jumlah 23 (missal). Lakukan lagi menghitung dengan jari, menggantinya dengan kerikil, dan akhirnya menyebutkan jumlah keseluruhan. Jumlahnya ada 2 kerikil dan tiga jari. Karena satu kerikil menggantikan sepuluh jari, berarti kalau dua kerikil ada berapa domba? Coba ganti bahasanya jika siswa belum menangkap yang dimaksud.
Untuk proses selanjutnya melibatkan siswa untuk menghitung. Namun sekarang menggunakan wayang domba. Wayang domba di dalam kotak sejumlah 24. Bagikan masing-masing lima kerikil kepada setiap anak. Mintalah anak untuk menghitung domba yang ada dalam kotak. Guru mengambil satu per satu domba dan memindahkannya ke dalam kotak lain yang kosong. Siswa mengangkat jarinya satu per satu sesuai dengan jumlah domba yang dipindahkan. Ketika mencapai sepuluh, tanyakan kepada anak, apa yang harus dilakukan? Menggantikannya dengan kerikil. Terus sampai berakhir di jari keempat. Tanyakan ada berapa kerikil? Ada berapa jari. Jadi jumlahnya ada berapa. Coba dengan jumlah yang lain 17, 21, 19, 28, dsb.
Unjuk Karya
Ajaklah anak untuk menjadi Murad. Berikan lima kerikil kepada setiap anak, dan 10 sedotan (bisa ditugaskan agar anak membawanya). Sedotan sebagai ganti jari. Anak duduk per kelompok. Bagikan 5 gambar domba dengan variasi jumlah antara 21 – 51 pada setiap kelompok.
Buka gambar nomor 1.
Coba hitung dengan menggunakan sedotan (pengganti jari) dan kerikil. Lakukan seperti yang dilakukan Murad. Berkelilinglah untuk melihat perkembangan kemampuan siswa.
Sekarang sebutkan berapa jumlahnya. Anak belum diminta menuliskan jumlah.
Buka gambar nomor 2. Dst.
Anak melakukannya secara individu, namun di dalam kelompok. Dan gambar hanya satu per kelompok.
Untuk memudahkan anak mengitung, bisa saja salah satu anak secara bergantian menjuki gambarnya sedang teman yang lain menghitung dengan sedotan dan kerikil.
Setelah dari praktek semua anak bisa. Bagikan LKS.
Minta anak untuk berkumpul. Bisa dengan duduk lesehan. Guru bercerita tentang Murad yang memiliki gembalaan yaitu domba. Pada jaman dahulu belum ada angka, orang hanya menghitung sampai dua atau tiga.
Murad memiliki banyak domba. Bagaimana cara menghitungnya ya?
Perlihatkan gambar domba sejumlah 15. Ini anak-anak dombanya ada yang bisa menghitung berapa jumlah domba yang Murad miliki? Beri waktu bagi anak untuk menjawabnya.
Pada jaman Murad ini, ia belum belajar cara menghitung. Tapi kalau tidak dihitung, ia tidak tahu apakah domba yang digembalakannya kembali ke kandang dengan jumlah yang lengkap. Tidak ada yang hilang.
Murad punya akal. Ia menggunakan jarinya.
Satu jari untuk satu domba. Dia hitung dengan menggunakan jarinya. JABN Tunjukkan kepada anak dengan mempraktekkannya. Sudah semua jari terangkat NN Murad bingung gak ada jari lagi yang akan mewakili dombanya, padahal dombanya masih ada.
Aha! Kenapa tidak menggunakan kerikil untuk menggantikan sepuluh jarinya yang telah diangkat. Satu kerikil berarti 10 jari atau 10 domba. Pelan-pelan tunjukkan kepada anak sampai anak mengerti maksudnya.
Nah karena 10 jarinya telah diganti dengan satu kerikil, maka Murad dapat menghitung lagi dombanya mulai dari satu lagi. Sekarang dombanya telah habis dan jari yang terangkat ada 5 N.
Berarti ada satu kerikil dan lima jari. Satu kerikil sama dengan 10 domba, berarti dombanya ada 15.
Tunjukkan gambar domba dengan jumlah 23 (missal). Lakukan lagi menghitung dengan jari, menggantinya dengan kerikil, dan akhirnya menyebutkan jumlah keseluruhan. Jumlahnya ada 2 kerikil dan tiga jari. Karena satu kerikil menggantikan sepuluh jari, berarti kalau dua kerikil ada berapa domba? Coba ganti bahasanya jika siswa belum menangkap yang dimaksud.
Untuk proses selanjutnya melibatkan siswa untuk menghitung. Namun sekarang menggunakan wayang domba. Wayang domba di dalam kotak sejumlah 24. Bagikan masing-masing lima kerikil kepada setiap anak. Mintalah anak untuk menghitung domba yang ada dalam kotak. Guru mengambil satu per satu domba dan memindahkannya ke dalam kotak lain yang kosong. Siswa mengangkat jarinya satu per satu sesuai dengan jumlah domba yang dipindahkan. Ketika mencapai sepuluh, tanyakan kepada anak, apa yang harus dilakukan? Menggantikannya dengan kerikil. Terus sampai berakhir di jari keempat. Tanyakan ada berapa kerikil? Ada berapa jari. Jadi jumlahnya ada berapa. Coba dengan jumlah yang lain 17, 21, 19, 28, dsb.
Unjuk Karya
Ajaklah anak untuk menjadi Murad. Berikan lima kerikil kepada setiap anak, dan 10 sedotan (bisa ditugaskan agar anak membawanya). Sedotan sebagai ganti jari. Anak duduk per kelompok. Bagikan 5 gambar domba dengan variasi jumlah antara 21 – 51 pada setiap kelompok.
Buka gambar nomor 1.
Coba hitung dengan menggunakan sedotan (pengganti jari) dan kerikil. Lakukan seperti yang dilakukan Murad. Berkelilinglah untuk melihat perkembangan kemampuan siswa.
Sekarang sebutkan berapa jumlahnya. Anak belum diminta menuliskan jumlah.
Buka gambar nomor 2. Dst.
Anak melakukannya secara individu, namun di dalam kelompok. Dan gambar hanya satu per kelompok.
Untuk memudahkan anak mengitung, bisa saja salah satu anak secara bergantian menjuki gambarnya sedang teman yang lain menghitung dengan sedotan dan kerikil.
Setelah dari praktek semua anak bisa. Bagikan LKS.
Perintah diberikan secara lisan.
Beri waktu 5-10 menit. Kemudian bahas.
Filed under: SD Kela 1-3, belajar mengajar, berhitung, cerita, domba, guru, kandang, kbm, kisah, konkrit, learning by doing, masih ada, matematika, mengajar, nilai tempat, pendekatan, praktek langsung, tematik
Komentar Terbaru